Serang,30-10-2025
Efektivitas KBPP dalam upaya penurunan AKI AKB
Pelayanan KB pascapersalinan (KBPP) sangat efektif dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
KBPP adalah layanan yang diberikan segera setelah melahirkan, hingga 42 hari pascapersalinan, untuk membantu para ibu menunda kehamilan berikutnya.
Penggunaan KB pasca persalinanan dapat mencegah kehamilan dengan “4 terlalu”, sehingga dapat menurunkan risiko kecenderungan terjadinya komplikasi dan risiko yang akhirnya dapat meningkatkan kematian ibu, bayi dan stunting. Perencanaan dan pengaturan jarak kehamilan sangat penting, dengan demikian akan memberikan dampak antara lain menurunkan angka kesakitan pada ibu dan juga anak yang terkait dengan kesehatan reproduksi.
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian wanita yang terjadi selama kehamilan, persalinan, dan masa nifas (42 hari setelah melahirkan) yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan proses persalinan. Kematian ini tidak termasuk kasus kecelakaan atau kelalaian (WHO, 2019), biasanya dihitung per 100.000 Kelahiran Hidup.
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi yang terjadi dalam suatu populasi, biasanya dihitung dalam setiap 1.000 kelahiran hidup (WHO, 2019)
Penyebab AKI
Langsung
Pendarahan
Hipertensi Kehamilan (Preeklamsi)
Partus Macet
Infeksi (Rahim atau Saluran Kemih)
Komplikasi Aborsi
Tidak Langsung
3 Terlambat
Terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan.
Terlambat dirujuk ke fasilitas kesehatan.
Terlambat ditangani oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
4 Terlalu
Terlalu tua hamil (diatas usia 35 tahun)
Terlalu muda hamil (dibawah usia 20 tahun)
Terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4)
Terlalu dekat jarak antar kelahiran (kurang dari 2 tahun)
Beberapa permasalahan yang ada di Provinsi Banten sampai dengan Tahun 2023 terkait Program Penurunan AKI melalui Pengaturan Kehamilan
KEBUTUHAN PELAYANAN KBPP
Sarana Pendukung Pelayanan KBPP; Alat Insersi IUD (Kelly Forcep), Alat Bantu Konseling KB PP baik ABPK maupun Konseling Berimbang
Materi promosi KBPP seperti poster, alat bantu promosi pada kelas ibu tersedia di setiap fasilitas pelayanan KBPP
Alat dan obat kontrasepsi yang digunakan untuk pelayanan KBPP cukup tersedia di fasilitas kesehatan pelayanan KB;
Sejumlah petugas disetiap fasilitas pelayanan KB memiliki kompetensi dalam memberikan pelayanan KBPP
Program Pendukung Pencegahan AKI dan AKB
Pemenuhan Kebutuhan Alokon Pasca Persalinan
Dukungan Pelayanan KB MKJP Pasca Persalinan melalui BOKB Penggerakan Pelayanan KB MKJP
Pendampingan Ibu Hamil dan Pasca Persalinan oleh Tim Pendamping Keluarga
Peningkatan Kapasitas Tenaga Pelayanan KB MKJP
Pemilihan Kontrasepsi Berkualitas Pasca Persalinan
Direktorat Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menekankan pentingnya konseling yang efektif dan informatif untuk meningkatkan capaian angka pengikut Program KB Pasca Persalinan (KBPP) sejak pemeriksaan antenatal.
Masih banyak pasangan usia subur yang kurang memiliki informasi lengkap seputar KB, khususnya terkait dengan tingkat keamanan pemasangan alat KB yang kerap kali mengkhawatirkan perempuan.
Dalam pemilihan kontrasepsi berkualitas melibatkan peningkatan pengetahuan dan pemahaman individu dan masyarakat tentang pilihan metode kontrasepsi melalui konseling yang efektif, peningkatan kualitas layanan kesehatan dan ketersediaan alat kontrasepsi, serta pemanfaatan teknologi dan partisipasi organisasi masyarakat untuk mengoptimalkan penggunaan kontrasepsi yang sesuai kebutuhan dan efektif.
Faktor-faktor Kunci keberhasilan dalam Pemilihan Kontrasepsi pasca persalinan :
Peningkatan Pengetahuan dan Konseling:
KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi): Melakukan penyuluhan yang komprehensif mengenai indikasi, kontraindikasi, serta kelebihan dan kekurangan setiap jenis kontrasepsi.
Konseling yang Kualitas: Melibatkan konseling interaktif yang membantu individu membuat keputusan berdasarkan kondisi kesehatan, tujuan keluarga, dan preferensi pribadi.
Pemanfaatan Metode Konseling: Menggunakan metode konseling yang tepat, yang dapat meningkatkan partisipasi akseptor dalam pemilihan metode yang modern.
Perbaikan Kualitas Layanan dan Ketersediaan:
Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan: Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dokter, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya agar dapat memberikan pelayanan konseling dan kontrasepsi yang berkualitas.
Sistem Logistik dan Distribusi: Memastikan ketersediaan dan distribusi alat kontrasepsi, obat-obatan, dan peralatan KB di seluruh fasilitas layanan kesehatan.
Penguatan Fasilitas Kesehatan: Mendukung fasilitas kesehatan untuk menyediakan berbagai pilihan metode kontrasepsi, termasuk metode jangka panjang (MKJP) seperti IUD dan Implan.
Advokasi dan Peran Serta Masyarakat:
Advokasi Pemangku Kepentingan: Melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam mendukung program KB untuk membangun permintaan dan kebutuhan akan KB di masyarakat.
Kemitraan Organisasi Masyarakat: Memperkuat peran serta organisasi masyarakat dan mitra kerja dalam mendukung program KB dan penyuluhan kontrasepsi.
Penguatan Jaringan Lintas Sektoral: Mendorong bidan praktik mandiri untuk berjejaring dengan fasilitas kesehatan pemerintah dan membahas KB dalam mekanisme JKN secara lintas sektor.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan:
Kesehatan Individu: Mempertimbangkan riwayat kesehatan, termasuk kondisi yang sensitif terhadap hormon.
Ketersediaan Informasi: Pengetahuan individu mengenai metode kontrasepsi berperan penting dalam pengambilan keputusan.
Efektivitas Metode: Memilih metode yang paling efektif sesuai dengan kebutuhan, namun juga mempertimbangkan efek samping, durasi, dan preferensi pribadi.
Adv










