Organisasi budaya dan bela diri tradisional Tjimande Tari Kolot Karuhun Banten Indonesia (TTKKBI) resmi melantik kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) II Serang Barat

Serang, Banten — Organisasi budaya dan bela diri tradisional Tjimande Tari Kolot Karuhun Banten Indonesia (TTKKBI) resmi melantik kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) II Serang Barat, Minggu (27/7/2025). Acara bertempat di Aula Pondok Pesantren Al Markaz, Waringin Kurung, Kabupaten Serang, dan menjadi momentum penting bagi penguatan jaringan budaya di wilayah Banten Barat.‎Ahmad Firdaus—yang akrab disapa H. Uus dan juga dikenal sebagai pimpinan Ponpes Al Markaz—dilantik sebagai Ketua DPW II Serang Barat. Ia juga langsung melantik jajaran Ketua DPC dari sembilan kecamatan di wilayah tersebut, sementara tiga kecamatan lainnya sedang dalam proses pembentukan struktur organisasi.‎Acara ini dihadiri oleh Ketua Umum TTKKBI H. Tb. Arif Hidayat, Ketua DPW I Provinsi Banten H. Hudi Nurhudiyat, para ketua DPW dan DPC dari berbagai wilayah, termasuk Ketua DPW I Jakarta dan Ketua DPW II Kabupaten Tangerang. Hadir pula perwakilan unsur Muspika seperti Kapolres Cilegon, Kapolsek dan Danramil Waringin Kurung, serta Camat setempat. Sebanyak 52 padepokan dari Kabupaten Serang Barat turut memeriahkan acara.
‎Silat dan Kabaret: Perpaduan Tradisi dan Kreativitas
‎Salah satu sorotan acara adalah penampilan 100 anak-anak pesilat dari padepokan lokal yang membawakan jurus Tapak Karuhun Banten. Mereka menunjukkan keindahan dan kekuatan seni bela diri tradisional yang menjadi identitas budaya masyarakat setempat. Tak kalah menarik, pertunjukan kabaret teatrikal bertema sejarah Banten turut menyampaikan pesan budaya dengan pendekatan kreatif.‎Ketua Umum TTKKBI H. Tb. Arif Hidayat dalam sambutannya menegaskan bahwa organisasi ini berdiri di atas semangat budaya, bukan kepentingan politik.
‎”Saya tidak memiliki niat berpolitik. Sejak awal sampai sekarang, saya murni bergerak di bidang budaya dan pencak silat. Ini harus kita jaga dan lestarikan bersama,” ungkapnya.
‎Ia juga mengajak seluruh anggota untuk tidak fanatik terhadap aliran silat tertentu, melainkan bersatu dalam satu wadah pelestarian budaya dan silaturahmi.‎“Apapun alirannya, kita semua adalah penerus jejak karuhun. TTKKBI ini rumah bersama,” tegas Arif.
‎Ahmad Firdaus: Budaya Harus Naik Kelas
‎Ketua DPW I Banten, H. Hudi Nurhudiyat, menyampaikan apresiasinya terhadap sosok Ahmad Firdaus. Menurutnya, meskipun berlatar belakang keagamaan sebagai pimpinan pesantren, Firdaus memiliki semangat besar dalam melestarikan budaya.
‎”Beliau budayawan sejati. Cinta budaya tanpa pamrih dan tanpa kepentingan apa pun,” ujarnya.
‎Kapolsek Waringin Kurung, Iptu Hari Purwanto, yang turut memberikan sambutan, bahkan memimpin yel-yel TTKKBI dengan semangat. Ia menilai TTKKBI adalah mitra strategis kepolisian dalam menciptakan keamanan berbasis budaya.
‎”TTKKBI adalah organisasi budaya, bukan ormas. Tapi kami melihatnya sebagai mitra masyarakat yang siap dilibatkan dalam kegiatan positif seperti perayaan Hari Kemerdekaan,” kata Iptu Hari.
‎Program Nyata untuk Penguatan DPC dan Padepokan
‎Dalam pernyataannya, Ahmad Firdaus menyampaikan rasa bangga dan komitmennya untuk membawa organisasi ini lebih maju. Fokus utama program awalnya adalah pembinaan DPC-DPC dan penguatan struktur padepokan agar seluruhnya berada di bawah naungan resmi TTKKBI.
‎“Kami akan turun langsung ke DPC dan padepokan. Bukan sekadar pembinaan, tapi juga mengangkat prestasi pencak silat, baik di festival seni maupun kejuaraan turnamen,” ujarnya.‎Ia menambahkan bahwa baru-baru ini empat pesilat dari Serang Barat berhasil menjuarai kompetisi. Hal ini menunjukkan bahwa potensi besar di wilayah ini harus didorong dan disatukan secara lebih terstruktur.
‎“Status padepokan harus jelas agar tidak diklaim organisasi lain. Kita kuat karena solid,” tutup Firdaus dengan semangat.

Red: Fitri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *