Kanker leher rahim merupakan urutan kedua kasus kanker terbanyak di Indonesia. Dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker leher rahim, Indonesia telah mencanangkan Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Leher Rahim 2023-2030 berdasarkan KMK No. HK.01.07/MENKES/2176/2023, dengan strategi utama yaitu1) 90% anak perempuan dan laki-laki divaksin HPV sebelum usia 15 tahun; 2) 75% perempuan usia 30-69 tahun diskrining menggunakan tes DNA HPV setiap 10 tahun sekali; 3) 90% perempuan dengan lesi prakanker dan kanker leher rahim mendapatkan pengobatan.
Penyebab utama kanker leher rahim adalah infeksi jangka panjang oleh Human Papillomavirus (HPV), terutama tipe HPV risiko tinggi (16 dan 18).
Penanggulangan Kanker Leher Rahim
Penanggulangan kanker leher rahim (kanker serviks) melibatkan langkah – langkah pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan.
Pencegahan Kanker Leher Rahim
Vaksinasi HPV (Human Papillomavirus) : Efektif untuk mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18, yang menyebabkan sekitar 70% kasus kanker serviks
Hindari faktor risiko : hindari pasangan seksual berganti – ganti dan berhenti merokok
Pola hidup sehat : tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola makan sehat, olahraga dan tidur yang cukup.
Deteksi Dini Kanker Leher Rahim :
Pemeriksaan IVA Test : pemeriksaan dengan cara mengoleskan secara langsung Asam Asetat/cuka dapur encer (konsentrasi 3-5%) pada leher rahim untuk melihat adanya sel-sel displasia (tahapan pra kanker), jika terdapat sel-sel displasia akan terlihat bercak putih dan jika hasil tes IVA negatif maka akan diulang 3 tahun kemudian.
Pemeriksaan PAP SMEAR : pemeriksaan yang dilakukan dengan mengeruk bagian luar serviks pasien untuk mengumpulkan sampel sel, yang kemudian sel-sel ini dianalisis di bawah mikroskop untuk melihat kelainannya, dilakukan 3 tahun sekali.
Pemeriksaa DNA HPV : dilakukan dengan mengambil sampel sel dari leher rahim (serviks) dan dilakukan pemeriksaan IVA Test . Sampel tersebut kemudian diperiksakan ke laboratorium untuk diketahui apakah terdapat HPV di dalam sel serviks. Jika hasil IVA Test dan DNA HPV negatif maka dilakukan skrining 10 tahun kemudian. Jika test DNA HPV dan IVA Test hasilnya positif maka dilanjutkan ke Krioterapi/ Thermal Ablation dan dilakukan Skrining IVA ulang 6 bulan kemudian
Pengobatan Prakanker atau Kanker Leher Rahim : jika sudah dicurigai kanker segeralah ke Dokter Spesialis Obgyn
Skrining Kanker Leher Rahim dengan Metode DNA HPV
Tujuan Skrining : untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim pada wanita usia 30 -69 tahun dengan menggunakan metode DNA HPV dan IVA (co-testing) untuk menemukan infeksi HPV dan lesi prakanker sehingga dapat dicegah berkembang menjdai kanker leher rahim.
Keunggulan: Keunggulan utama skrining DNA HPV adalah sensitivitas yang tinggi dalam mendeteksi infeksi HPV.
Sasaran Skrining : perempuan usia 30 – 69 tahun yang mempunyai riwayat hubungan seksual.
Pemeriksaan Kesehatan Gratis melalui Skrining Ulang Tahun
Tahun 2025 Kementrian Kesehatan akan menyelenggarakan Pemeriksaan Gratis melalui Skrining Ulang Tahun yang akan dilaksanakan di seluruh Indonesia termasuk di Provinsi Banten. Skrining Ulang tahun untuk menjaga kesehatan seseorang, momen ini dimanfaatkan sebagai pengingat tahunan untuk memastikan melaksakan skrining kesehatan.
Paket Skrining Ulang Tahun salah satunya adalah Skrining Kanker Leher Rahim dengan Metode DNA HPV. Jika kalian mendapatkan pesan pada saat ulang tahun langsung datang ke puskesmas terdekat untuk melakukan Skrining Kesehatan.
Pemeriksaan DNA HPV untuk tahun ini di provinsi Banten sudah ada di FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) Puskesmas wilayah Kabupaten Tangerang secara gratis. Di Tahun 2025 Skrining Kanker Leher Rahim dengan DNA HPV terdapat di semua Puskesmas wilayah Provinsi Banten.
“Wanita Usia 30 – 69 tahun yang memiliki riwayat hubungan seksual, jangan tunda lagi! Lakukan Pemeriksaan Skrining Kanker Leher Rahim dengan metode DNA HPV di Puskesmas Terdekat Secara GRATIS”.
ADV