Lebak, —Yayasan Pamanah Rasa Nusantara (Yaparanus) siap memberdayakan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) di wilayah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, melalui peningkatan kapasitas. Kesiapan tersebut disampaikan pengurus Yaparanus pada saat silaturahim dengan Penjabat (Pj) Bupati Lebak, Iwan Kurniawan, ST.MT, di ruang kerjanya, Selasa, 4 Juni 2024.
Pengurus Yaparanus yang hadir; Ketua Umum, Dr. RA. Ikke Dewi Sartika, M.Pd., Pembina Yaparanus, Prof. Dr. Erliana Hasan, RHS, Slamet Bangsadikusumah, SH, MBA, Drs. Aep Hendra, Bidang Pelatihan dan Dede Kusbandi. Selain itu, hadir perwakilan Yaparanus dari Provinsi Banten, H. Edi Murpik, S.Pd., MM, dan Dr. Drs. H. Sumawijaya, B.Ed., M.Si.
Dari pejabat Pemerintah Kabupaten Lebak, yang turut hadir, Kepala Bapelitbangda, Dr. Yosep M. Holis, S.Hut, MT, M.Sc, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Imam Rismahayadin, S.Hut, Asisten Daerah II Setda Lebak, Ajis Suhendi, S.STP., M.Si, dan Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Lebak, Rido.
Silaturahmi Pengurus Yaparanus ini bertujuan mempersiapkan pelatihan kapasitas bagi para pengelola BUMDes di Kabupaten Lebak, agar badan usaha di tingkat desa dapat bersaing dan berdaya. “Pelatihan ini meliputi aspek manajerial, administrasi, keuangan, dan pemasaran,” kata Prof. Dr. Erliana Hasan.
Prof. Dr. Erliana Hasan menekankan bahwa BUMDes memiliki peran strategis dalam pengembangan ekonomi masyarakat pedesaan dan bisa menghasilkan pendapatan untuk desa. Namun, banyak BUMDes yang masih belum berperan sesuai dengan harapan. “Hampir sebagian besar BUMDes belum berperan sesuai dengan fungsinya. Ada BUMDes yang hanya nama, belum ada kegiatan. Ada juga BUMDes yang sudah berjalan dan melaksanakan jenis usaha, namun belum bisa memasarkan,” kata Prof. Dr. Erliana Hasan.
“Dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, jelas dinyatakan, bahwa BUMDes harus dapat berperan sebagai roda penggerak ekonomi masyarakat di pedesaan. Kedepan, BUMDes harus menjadi soko guru pengembangan perekonomian masyarakat. Oleh sebab itu, pengelola BUMDes harus memiliki skill dari sejak sekarang,”kata Prof. Dr. Erliana Hasan.
Penjabat Bupati Lebak, Iwan Kurniawan, mengapresiasi niatan dari Yaparanus untuk memberikan pelatihan peningkatan kapasitas BUMDes di wilayah Kabupaten Lebak. “Pada prinsipnya, Pemda Kabupaten Lebak mendukung dan berterima kasih atas kehadiran para Pengurus Yaparanus yang akan memberdayakan BUMDes di Kabupaten Lebak,” kata Iwan.
Kepala Bapelitbangda Kabupaten Lebak, Dr. Yosep Mochamad Holis, mengatakan, jumlah desa di Kabupaten Lebak sebanyak 345 desa, sementara BUMDes yang sudah terbentuk sebanyak 266. “Dari jumlah tersebut, baru sekitar 10-20 persen saja yang benar-benar berjalan usahanya. Selebihnya belum ada kegiatan,” kata Yosep.
Adanya Yaparanus yang akan mengembangkan BUMDes di Kabupaten Lebak tentu menjadi langkah positif. “Pemda Lebak sangat mendukung, apalagi para pelatih dari Yaparanus adalah para ahli yang mumpuni dalam persoalan BUMDes,” tambah Yosep.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Imam Rismahayadin, mengatakan bahwa beberapa BUMDes di Lebak mengelola pariwisata, terutama di wilayah Lebak Selatan. Namun, dari segi sumber daya manusia (SDM), masih perlu ditingkatkan kapasitasnya sehingga potensi pariwisata di Lebak dapat berdaya guna.
Yayasan Pamanah Rasa Nusantara (Yaparanus) didirikan sebagai wadah silaturahmi antar kerajaan, kesultanan, keraton, dan pemangku adat di Nusantara. Yayasan ini dikukuhkan oleh Gubernur Jawa Barat di Bale Pakuan Bandung pada hari Kamis, 19 Mei 2011.
“Pamanah Rasa” adalah nama yang digunakan oleh Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran antara tahun 1482-1521. Selain Pamanah Rasa, Prabu Siliwangi juga memiliki nama-nama lain, seperti Sri Maharaja Baduga, Sri Ratu Jayadewata, Susuhan di Pakuan Pajajaran, Ratu Purana Prabu Guru Dewata Sri Baduga Maharaja Taru Haji.
Pamanah Rasa memiliki arti seseorang yang memiliki sifat yang mengagumkan, dirindukan, disayangi oleh banyak orang, dan membuat orang-orang ingin dekat dengannya. Istilah “Nusantara” tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga dikenal di beberapa negara/daerah lain, seperti Malaysia, Singapura, bagian selatan Filipina, Brunei, Timor Leste, dan sebagian Taiwan, tetapi tidak termasuk daerah di Papua Nugini.
Yayasan Pamanah Rasa Nusantara (Yaparanus) memiliki visi sebagai wadah silaturahmi antar kerajaan, kesultanan, dan para pemangku adat di Nusantara untuk melestarikan nilai-nilai luhur yang terdapat di masyarakat, khususnya di Nusantara.
Yaparanus beranggotakan 221 kerajaan, kesultanan, keraton, dan pemangku adat di Nusantara.-dan bermarkas di Jalan Padasuka- Residence A 18 – Cibeuyining, Kota Bandung, Jawa Barat.–(red)