Mengaku Paling Unggul Dan Tak Takut Baret Merah
Serang || Akbar (32) warga Perumahan BAP 2 Kaligandu kecamatan Serang babak belur dan luka dianiaya menjadi korban pengeroyokan gerombolan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kota Serang. Kamis sore (07/03/2024)
Kejadian yang dialami korban terjadi di perempatan lampu merah Kaligandu jalan Ayib Usman kecamatan Serang, kota Serang.
Menurut saksi, Ivana istri korban, dan Erwin keluarga korban yang saat kejadian Erwin ada bersama korban mengungkap, pada awak media dikediamannya Selasa, (14/03/24).
Sore itu Erwin bersama korban tengah duduk menikmati kopi di emperan sebuah toko disana, kemudian mereka disamperin oleh beberapa orang anggota Satpol PP, kemudian dengan nada garang dan membentak mereka seraya bilang, kenapa mereka tidak lari, dan mereka berdua dituduh menantang.
Merasa tidak bersalah korbanpun menjawab alasan mengapa tidak lari, namun seperti kesetanan, beberapa oknum Satpol PP kemudian memukul korban yang dianggap melawan, diikuti oleh yang lain ikut mengeroyok korban.
“Ada sebanyak 12 orang, Akbar digebuk, ditendang dan diinjak oleh mereka, sambil yang lain berteriak bawa aja, bawa aja.” Ujarnya lirih.
Berharap pemukulan berhenti, iya kemudian mengeluarkan kartu Tanda Anggota salah satu Ormas pemuda, seraya mengatakan bahwa mereka adalah anggota. Namum malah balik menantang.
“Saya tidak takut, panggil semua kesini,” beber Erwin menirukan ucapan oknum Pol PP tersebut.
Tak sampai disitu, selain di dalam mobil di aniaya, hal yang sama juga diterima Akbar saat berada di Kantor Satpol PP dibilangan jalan A. Yani Kota Serang.
Penganiayaan yang dilakukan oleh oknum Pol PP kepada Akbar ini langsung disaksikan oleh istri akbar, Ivana yang juga ketua ranting Ormas Kaligandu.
Ivana mengungkap, suaminya selain ditendang juga di suruh push up.
“Suami saya di tendang pakai sepatu PDL dan di suruh push up oleh mereka.” Ungkapnya sedih.
Ivana mempertanyakan apa kesalahan suaminya, sampai dianiaya seperti itu kepada salah satu oknum Satpol PP.
Namun bukannya mendapat jawaban yang baik, oknum Satpol PP itu bernada keras mengatakan, itu biasa untuk memberikan pelajaran.
“Biar jadi pelajaran , dan itu biasa, kalaupun sampai mati tidak masalah bagi kami,” ungkap Ivana mengulang ucapkan oknum Pol PP.
Saat Ivana kembali menanyakan perihal pemukulan suaminya, kepada oknum Pol PP dia mengaku kalau suaminya adalah adik salah satu anggota TNI, namun kata Ivana, oknum Pol PP kembali bernada menantang, dan bilang dia tidak takut baret merah, atau siapapun, dan menyuruh datang menghadapi mereka, bahkan mengatakan kalau merekalah paling unggul, beber Ivana lagi.
Masih Ivana, saat itu dirinya melihat darah masih mengucur dari pelipis suaminya saat suaminya di suruh masuk ke salah satu ruangan, disana suaminya di sodorkan sebuah kertas untuk ditandatangani, yang dikatakan oleh oknum Pol. PP adalah pernyataan tidak menuntut.
Kepada korban sendiri, Oknum Pol PP mengancam korban, agar jangan menceritakan kejadian ini, dan membersihkan nama baik Pol. PP, jangan sampai kejadian tersebut diceritakan kepada orang lain, jika tidak maka mereka akan menelanjangi dan mengarak suaminya keliling kota.
Korbanpun dipaksa untuk menandatangani surat pernyataan dan perjanjian.
Masih dilingkungan kantor Satpol PP, saat Ivana bersama suaminya hendak beranjak menuju keluar, suaminya sempat muntah mengeluarkan darah. ( Wiro/red )